June 2013
Awal cerita kami sedang berlibur ke Magelang mengujungi orang tua kami tinggal disana. Beberapa hari di Magelang tiba2 ada Suara dalam hati yg begitu kuat berulang-ulang menyuruh saya untuk melakukan Test Pap Smear. Saya belum pernah melakukan Test Pap smear, bahkan bagaimana cara dan metodanya pun saya tidak paham. Semakin hari semakin kuat suara dalam hati saya ini. Semakin saya acuhkan justru semakin terdengar kuat dalam hati. Saya percayai suara ini adalahTuntunan dari Tuhan untuk saya pribadi.
Segera setelah kami kembali ke Bali, kesesokan hari nya saya dan suami menemui Dokter Spog di RS Siloam di Bali. Setelah berkonsultasi beberapa saat, segera saya melakukan test pap smear. Melakukan test Pap Smear ternyata tidak seburuk seperti apa yang saya bayangkan. Posisi saat pengambilan test tersebut sama hal nya seperti pemeriksaan kehamilan pada umum nya. Cukup sederhana, cepat & tidak begitu menyakitkan. Hasil lab akan diperoleh dalam waktu tiga hari
Selama 3 hari menunggu, saya mencari informasi tentang pap smear melalui internet. Setiap kemungkinan hasilnya, akurasi, bahkan informasi langkah demi langkah tindakan yang harus dilakukan jika hasilnya tidak sesuai harapan.
Di hari ketiga saya & suami menemui doktor dan kami begitu terkejut & shock sy mengetahui hasil pap smer itu adalah:
HGSIL: High-grade squamous intraepithelial lesions. Abnormal.
Memang ini belum 100% bisa dikatakan sebagai cerifcal cancer, tetapi paling tidak hasil ini menunjukkan adanya kemungkinan itu dan harus segera ditindaklanjuti secepat mungkin. Saya sudah mendapakan informasi bahwa memang kanker serfix sering disebut: "silent killer". Sangat tidak mudah diindikasi dan penyebarannya sangat cepat. Lebih menakutkan lagi ketika saya tahu bahwa negara Indonesia ternyata adalah negara dengan kasus kanker serfix terbanyak di dunia.
Sebagai ibu seorang anak & istri saya sangat shock menerima hasil tersebut, apalagi saya sudah mengtahui semua informasi langkah selanjutnya apa yg harus saya jalani. Saya sudah sangat mengerti apa yang akan saya hadapi kedepan. Semua seperti terlihat jelas dalam pikiran saya., begitu menakutkan!
Kami dianjurkan untuk segera menemui dokter Spog specialist Onkologi dan dokter specialist seperti itu tidak ada di Bali, kami harus ke Jakarta atau ke Surabaya. Beberapa dokter dan rumah sakit disuggest oleh doktor.
Saat kembali ke rumah, sebagai wanita saya kecewa, takut, frustrasi….saya hanya menangis dan menangis… Saya belum pernah mengalami sakit-penyakit yang begitu serius sperti ini, bahkan dirawat dirumah sakit pun saya belum pernah.
Saya dan suami tak henti2 nya berdoa. Kami tidak mau mengambil keputusan dengan pengertian sendiri, kami terus berdoa bersama, menangis di kaki Tuhan, meminta kekuatan dan jalan terbaik. Saya merasa hubungan kami saat itu begitu dekat & erat. Justru di saat persoalan seperti ini diijinkan terjadi, hubungan kami suami istri seperti sedang dipulihkan. Ketika kami doa sepakat meminta kesembuhan dan kekuatan dari Tuhan. Tiba2 saya merasa seperti ada yg menuntun saya begitu kuat, setahap demi tahap kami mendapatkan informasi yang sepertinya menuntun kami kemana kami harus melangkah.
Kami Berserah seutuhnya kepada Tuhan
Kami Serahkan hidup kami ke dalam Tangan Tuhan
Kami Serahkan sakit penyakit kami sepenuhnya kepada Tuhan
Kami tidak mau marah kecewa dengan kenyataan yg kami hadapi.
SURRENDER ALL
Thank You JEUS.